Mengejar Kerja Untuk Hidup, Menghindari Privilese

PROLOG

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling unik. Terkadang misterius, sulit ditebak, dan tentu setiap individu memiliki kisahnya masing-masing. Bukan berarti mereka yang tidak selalu diketikkan namanya melalui "search engine" lantas tidak punya keistimewaan. Bukan berarti mereka yang tak memiliki followers ribuan lantas tidak memiliki sisi positif yang layak ditiru. Mereka mungkin tidak hidup dalam dunia Maya, namun mereka lebih memilih hidup dalam dunia nyata. Do you agree? 

Ok. Let's goo! 

Edisi kali ini gue menamai mereka dengan label "tokoh". Tokoh tidak selalu mereka yang memiliki privilese, kuasa, ilmu tinggi dan sejenisnya sehingga dianggap memiliki impact yang tinggi dalam masyarakat. Namun, tokoh adalah mereka yang mampu merubah dirinya dan orang lain walaupun hanya sejengkal kebaikan. Semua orang adalah tokoh, meski menjadi tokoh untuk dirinya sendiri.

Oh ya, di sesi mengobservasi manusia ini, gue lebih banyak berkomunikasi secara semi formal agar kalian dapat langsung memahami dan menyelami manusia-manusia inspiratif ini sebagai teman . 

Mari berbagi, Mari menginspirasi! 

PART #1

Bukan Figur Akademisi

Bertubuh ideal, agak tinggi, dan berkulit sawo matang dengan topi hitam yang melekat kepalanya, menjadi ciri khas tersendiri. Pria dengan usia 20 tahun tepat di tanggal 20 bulan Juni kemarin ini tampak girang. Hari ini dia pulang cepat pasca weekday yang melelahkan. Kerjanya lumayan berat untuk kelas pabrik yang tentu mengejar target.

Muhammad Munawar Mukhowan, orang akrab memanggilnya dengan sebutan Khowan. Dulunya menamatkan sekolah di kotanya sendiri, daerah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Sampai sekolah menengah atas, dia memilih tetap di daerahnya itu ambil jurusan teknik mesin. Waww.. Jurusan yang menurut khalayak orang itu keren, menakutkan, dan sulit, tapi Khowan sanggup lulus di pertengahan tahun 2019. Pada akhirnya, laki laki bungsu dari dua bersaudara ini memilih tidak melanjutkan studinya di bangku kuliah. "Lelah jadi siswa" menjadi satu pertimbangan dia memilih bekerja daripada belajar lagi. 

Muhammad Munawar Mukhowan

Riwayat Pendidikan

SD N 2 Lebak Grobogan

MTs. Manbaul Huda Grobogan

SMK Pembnas Purwodadi Grobogan Jurusan Teknik Mesin

Karakter

Khowan pribadi yang bisa dibilang qonaah, menerima apapun yang ada tanpa mengeluh. Sejak kecil doi sudah dilatih mandiri kerana orang tua musti mencari nafkah ke kota seberang. Khowan tidak banyak permintaan terhadap sesuatu. Dia kadang diam, namun diamnya penuh dengan pikiran ke depan. So, he is a good boy

Keinginan

"Kenapa hidup gue nggak bebas, gue laki laki". 

Gue tersentak waktu dia berkata tentang kebebasan. Menurutnya, kehidupan sekarang baginya belum sepenuhnya bebas. Sebenernya gue juga belum terlalu paham apa maksud dari kebebasan versinya. Dia ingin hidup bebas layaknya anak laki laki lain. Bisa keluar malam tanpa dilarang, doing what's he want - karena dia pikir dia sudah dewasa dan sebagai laki tentu bisa menjaga diri. 

Tetapi menurut gue hal itu wajar, naluri orang tua adalah khawatir. Khawatir misal terjadi apa apa dengan anaknya. Namun justru kekhawatiran itu yang membuat Khowan seperti di kekang dan harus jadi anak rumahan. Seperti membunuh karakter maskulinitasnya, maybe. Perlu ada komunikasi terkait hal itu wey. 

Kerja Untuk Hidup

"Kadang ngrasa monoton aja hidup ini. Gue malah serasa hidup untuk kerja, bukan kerja untuk hidup". 

Siklusnya pagi hingga sore. Kadang tiba tiba diminta untuk menggantikan karyawan yang izin tidak masuk kerja. Setiap habis kerja langsung milih ke kamar, rebahan hingga tidur berjam-jam. Sial baginya adalah saat insomnia mendera. Jam kerja yang sering berubah membuatnya kehilangan schedule tidur yang baik. Misal, waktu malam adalah saat untuk istirahat, namun doi harus lembur hingga pagi. 

"Dunia kerja itu keras. Kalau lo jadi gue, lo bakal milih resign".

Emang realita hidup begitu memberatkan, tapi Khowan bisa menghadapinya. Waktu gue interview dengannya, tantangan tersulit dalam dunia kerja ada lah partner atau circle. Kalau lo mampu berteman dengan siapapun, posisi lo akan selamatt. Siap sial aja misalnya kagak betah dengan zona kerja, bisa terseleksi oleh alam.

Dulu waktu lulus sekolah, dia sempat pindah lokasi kerja dari yang sempat dia tempati semasa PKL. Seterusnya susah, nggak dapet yang sefrekuensi. Seringnya di tahap interview harus pupus ditengah jalan. Sampai akhirnya beberapa waktu dia nganggur sambil nyari kerja. Sesulit itu ya dunia kerja kerja,  belum stigma masyarakat tentang pengangguran yang dianggap sampah masyarakat. 

Sudah banyak surat lamaran kerja yang di-apply, tapi selalu gagal. Gue salah satu yang sering diributin masalah Surat Lamaran dan CV, xaxaxa.. But no matter fot it, finally Khowan got the job.. 

Target 

Pengalaman mencari kerja yang demikian membuat Khowan bener bener belajar dari masa lalu. Dia musti memikirkan beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi. Khowan sendiri punya target perkara finansial yang bagus. 

Dia sama sekali nggak melibatkan orang tua dalam perkara uang. Kalau Khowan bisa mempertanggungjawabkan kehidupannya sendiri terkait finansial, akan dia lakuin tanpa harus menyusahkan orang tua. Baru misalnya dia 'kepepet' ingin membeli sesuatu dengan nominalnya gede. Orangtua akan turun tangan dan membantu 'separuh' dati kebutuhan itu. 

He said:

"Sebenernya orang tua mampu membiayai gue, tapi kalau mikirnya begitu, gue ga bakal mandiri. Ga bakal bisa berpenghasilan sendiri. Adanya apa-apa digantungin ke orang tua. Endingnya kasihan, mereka harus bekerja pontang panting".

By the way,  Khowan punya privilese dari segi ekonomi orang tua yang lumayan mapan, tetapi prinsipnya membuat dia sama sekali tidak ingin memakai privilese itu. Bahkan rela berusaha dari nol. Sampai sekarang, di umur 20 tahun doi sudah bisa membeli kendaraan pribadi yang harganya bekisar 30 jutaan. Nominal yang fantastis bukan? Itu hasil kerja keras yang belum ada dua tahun. 

Khowan at Cafee

Selama kerja pun, Khowan selalu punya target. Dia ingin sepersekian persen gajinya buat orang tua. Menjunjung tinggi prinsip bahwa pemberian terbaik atau sedekah terbaik adalah keluarga sendiri, no other. Udah dua idul Fitri dia membelikan baju cantik untuk si ibu. Jarang dikasih bentuk uang, karena mungkin orang tua nggak akan tega ngambil jerih payah anaknya untuk kebutuhan pribadi. Makanya kalau dikasih uang pasti langsung ditolak untuk untuk tabungan masa depan. Wawww... 

Di umur 20 ini Khowan ingin terus bekerja dengan targetnya yang masih banyak. Dia sudah mulai naik jabatan, yang dulunya bekerja sebagai karyawan bagian gudang, sekarang sebagai leader

Pernah waktu kerja, ada yang bermaksud menggulingkan jabatannya dengan beberapa tekanan. Dengan berbagai cara, orang itu membuat Khowan harus go out dari lokasi kerja. Dia sudah ingin resign. Tetapi kembali lagi, niat mengalahkan. Walhasil dia bisa kembali bekerja karena ada atasan yang mempercayai kinerjanya lebih dari siapapun. Yang gue pikirkan, ternyata persaingan semacam itu nggak hanya terjadi di dunia perfilman. Dunia nyata juga adaa hmm.. 

Oh ya, Khowan ada usaha di bidang per-kaos-an. Beberapa kali doi mendapat orderan. Kualitas lumayan Bagus dan harganya terjangkau. Bagi kalian yang mau order kaos bisa contact dengan dm ig gue ya.. Khowan juga ingin membuat usaha sendiri dis sektor lainnya. Karena menurutnya, pekerjaan yang paling enak adalah wirausaha. Bekerja tanpa dikekang, namun tetap bisa mengejar. 

Pesan gue untuk Khowan:

Just be who you are today. Don't be lazy. If you're bored, just go for a walk. You're a tough guy. Work hard, but don't forget to give charity. In addition to both parents, the same sibling or closest to you too. One more thing, stay free but don't cross the line.

Follow Khowan on instagram



Comments

Popular Posts